DAENG BULUS : Jurnalisme Hati

“WRITING TRESNO JALARAN SOKO KULINO (1)
Entahlah, apa maknanya…
Tapi..tunggu dulu..!! Ini seperti pepatah Jawa yang “dipermak” atau digubah atau apalah istilahnya..
Withing tresno jalaran soko kulino..! Yang kurang lebih artinya cinta tumbuh karena terbiasa..
                    
Jadi kurang lebih arti dari Writing Tresno Jalaran Soko Kulino adalah kita akan cinta menulis karena terbiasa ..prok !! PROK!! Prokk !! (mantap) hehehe

                    --------------------------------------------------------------------------------------------

Berawal dari info teman blogger, Imam Rahmanto..katanya kang Maman Suherman lagi di Makassar. Beliau lagi ada acara temu blogger sekaligus bedah buku di sebuah kafe bilangan jalan Adhyaksa. Itu lhooo.....yang tampangnya saban hari nongol di Trans7..dapat job sebagai notulen di program ILK (Indonesia Lawak Klub). Sebuah acara lawak seger yang meniru (memparodikan) acara ILC (Indonesia Lawyers Club) di salah satu TV swasta (TV kuning ..hehehhee)..

Dan klop !! Bersama teman tadi, kami sepakat janjian menuju lokasi acara. Ba’da melaksanakan perintah-Nya, kami bergegas menuju acara yang saya yakin akan bermanfaat. Meski sempat dihadang hujan meteor..eh, hujan yang sedikit deras di perjalanan.. namun tidak menghalangi semangat Ramang kami untuk bertemu si daeng botak nan gammara a.k.a Maman Suherman.

Oh,ya !! Perlu kalian tahu, awalnya saya gak tau..dan asing banget dengan sosok Maman Suherman. Waktu itu saya pernah nonton, kala Beliau jadi host acara Mata Hati di Kompas TV. Saya sedikit heran, siapa nihh si botak berkacamata yang jadi presenter talkshow baru. Selama ini kan yang jadi host-host acara talkshow sekaliber Rosiana Silalahi, Tukul Arwana, Deddy Corbuzier, dst. Mulanya, saya mengira Deddy Corbuzier..maklum sama-sama bulus (kepala gundul) cuman kang Maman kurang six pack aja hehehhee..
Saya coba ikuti beberapa episode acara Mata Hati untuk mengenal si botak baru ini. Dari beberapa kali nyaksiin “skill” kang Maman memandu acara plusss   saya heran kok setiap narasumber yang hadir akrab banget dengan Beliau. Saya masih ingat, terakhir kali saya nonton pas mbak Ruth Sahanaya jadi bintang tamunya. Dan saya akhirnya berhipotesis..sepertinya kang Maman bukan orang yang baru di dunia hiburan tanah air. Walhasil, untuk menjawab rasa ingin tah, saya googling di Yahoo! Dan..voilaaa..ketemu..ternyata kang Mamang Suherman itu……………………………ya gitu.

                    ------------------------------------------------------------------------------------

Acara bedah buku kang Maman Suherman yang diprakarsai teman-teman blogger Makassar sungguh sangat menginspirasi. Daeng Maman (Beliau berdarah Makassar) begitu apik dan rapi menjelaskan soal jurnalisme hati (enlighten dan enreachment). Bagaimana memposisikan diri sebagai jurnalis yang mampu menyampaikan yang benar, bukan bertugas membela yang bayar.. dalam islam kita kenal dengan مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ
 (catetttt !!!)

Terlebih soal buku Re:, yang bersumber dari perjalanan pribadi kang Maman mengungkap sisi lain soal perempuan. Bahkan mengangkat isu soal LGBT yang masih sangat tabu di masyarakat kita. Dari penuturan kang Maman ada pelajaran besar yang kita petik soal Re:

Re:  ibarat menyaksikan realitas manusia di sekeliling bahkan pribadi kita sendiri, kadang larut dan turut serta menghakimi seseorang sebagai manusia hina seolah kita paling benar di hadapan Tuhan.
Re: seperti membuka sebuah lembaran buku yang selama ini hanya kita nilai dari sampulnya saja, hingga akhirnya kita sampai pada kalimat: ternyata mereka juga manusia. 


FN: 
(1). Tulisan pada kaos Daeng Maman
SHARE

Taufik Hasyim

A Moslem Single | Beginner Blogger | Youth of Massenrempulu | Sahabat NOAH | Journalist of FAJAR Newspaper | Football Holic | Juventini | Facebook: Taufik Hasyim | Twitter: @DaengOpick | email: opickjie@gmail.com

  • Facebook
  • Twitter
  • GooglePlus
    Blogger Comment
    Facebook Comment

1 comments: